Kurs Dolar

Rupiah Menguat, Kurs Dolar AS di Empat Bank Besar Stabil

Rupiah Menguat, Kurs Dolar AS di Empat Bank Besar Stabil
Rupiah Menguat, Kurs Dolar AS di Empat Bank Besar Stabil

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa, 28 Oktober 2025, menunjukkan tren positif dengan pembukaan perdagangan yang menguat tipis. Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.05 WIB, rupiah naik 0,01 persen atau setara satu poin ke posisi Rp16.620 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS mengalami penurunan sebesar 0,11 persen menuju level 98,67.

Pergerakan ini menandai upaya stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih kuat. Di kawasan Asia, mata uang lain juga menunjukkan tren positif, seperti yen Jepang yang terapresiasi 0,35 persen, yuan China naik 0,09 persen, dan baht Thailand serta ringgit Malaysia yang masing-masing menguat 0,16 dan 0,19 persen.

Kondisi tersebut memperlihatkan adanya dorongan optimisme pasar terhadap pemulihan ekonomi Asia yang beriringan dengan penyesuaian kebijakan moneter di beberapa negara. Meskipun demikian, potensi volatilitas tetap tinggi karena faktor eksternal yang belum mereda.

Sentimen Eksternal dan Prospek Kebijakan Moneter Global

Pengamat ekonomi dan mata uang, Ibrahim Assuaibi, menilai bahwa pergerakan rupiah hari ini cenderung fluktuatif dan berpotensi ditutup melemah pada kisaran Rp16.620 hingga Rp16.650 per dolar AS. Menurutnya, tekanan dari faktor eksternal seperti hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China masih menjadi sentimen utama.

Ia menjelaskan, proses penyusunan kerangka kesepakatan perdagangan yang sedang berlangsung dapat menahan potensi kenaikan tarif impor hingga 100 persen terhadap produk asal China. Selain itu, sikap optimistis yang ditunjukkan oleh Presiden Donald Trump terkait rencana pertemuan lanjutan dengan pihak Beijing turut menumbuhkan harapan akan adanya titik terang dalam negosiasi dagang kedua negara tersebut.

Dari sisi ekonomi makro Amerika Serikat, laporan indeks harga konsumen (CPI) yang lebih rendah dari ekspektasi memperkuat peluang penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Investor global kini menanti arah kebijakan The Federal Reserve terkait kemungkinan pelonggaran moneter lanjutan hingga akhir tahun. Kebijakan tersebut dinilai akan berdampak signifikan terhadap pergerakan mata uang di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Dinamika Ekonomi Domestik dan Proyeksi Pertumbuhan Indonesia

Di sisi domestik, Ibrahim memperkirakan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 mencapai sekitar 4,9 persen secara tahunan (year on year/YoY). Angka ini menurun dibandingkan capaian kuartal sebelumnya yang berada di level 5,12 persen.

Pelemahan tersebut terutama disebabkan oleh perlambatan konsumsi rumah tangga dan penurunan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada September 2025. Hal ini menandakan adanya kewaspadaan masyarakat terhadap pengeluaran di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tekanan harga komoditas.

Namun, prospek pemulihan tetap terbuka pada kuartal IV 2025. Faktor musiman seperti peningkatan belanja pemerintah, percepatan realisasi proyek strategis nasional, dan penyaluran Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebagai bagian dari stimulus fiskal diyakini dapat menggerakkan aktivitas ekonomi menjelang akhir tahun.

Dengan dukungan tersebut, rupiah berpotensi bertahan di level stabil meski menghadapi tekanan global. Pemerintah diharapkan terus menjaga koordinasi kebijakan fiskal dan moneter agar tetap sejalan dalam menjaga stabilitas makroekonomi.

Kurs Dolar AS di BCA, BRI, Mandiri, dan BNI Hari Ini

Empat bank besar di Indonesia — BCA, BRI, Bank Mandiri, dan BNI — memperbarui nilai jual dan beli dolar AS mereka pada Selasa pagi, menyesuaikan dengan dinamika pasar valuta asing.

BCA menetapkan kurs e-rate pada pukul 09.30 WIB dengan harga beli Rp16.620 dan harga jual Rp16.640. Berdasarkan TT counter, harga beli dolar AS berada di Rp16.445 dan harga jual di Rp16.745. Untuk transaksi bank notes, nilai tukar beli dan jual juga berada pada kisaran yang sama.

Sementara itu, Bank BRI mematok e-rate pada pukul 09.54 WIB dengan harga beli Rp16.616 dan harga jual Rp16.643. Berdasarkan TT counter, bank tersebut menawarkan kurs beli Rp16.530 dan kurs jual Rp16.730 per dolar AS.

Kemudian, Bank Mandiri pada pukul 09.47 WIB menetapkan kurs special rate dengan harga beli Rp16.615 dan harga jual Rp16.635 per dolar AS. Adapun pada TT counter, harga beli berada di Rp16.425 dan harga jual di Rp16.725. Untuk transaksi bank notes, nilainya juga serupa pada pukul 09.21 WIB.

Terakhir, BNI memperbarui kurs special rate pada pukul 09.50 WIB dengan harga beli Rp16.619 dan harga jual Rp16.639. Berdasarkan TT counter, harga beli dan jual dolar AS masing-masing tercatat Rp16.470 dan Rp16.770.

Keempat bank besar tersebut menunjukkan perbedaan tipis dalam penetapan kurs, mencerminkan kondisi pasar yang relatif stabil. Meski begitu, pelaku pasar tetap disarankan mencermati perkembangan global, terutama arah kebijakan moneter Amerika Serikat dan data ekonomi domestik yang berpotensi memengaruhi pergerakan rupiah.

Stabilitas Rupiah Menjadi Kunci Kepercayaan Pasar

Penguatan tipis rupiah terhadap dolar AS hari ini menjadi sinyal positif bagi pasar keuangan nasional. Stabilitas nilai tukar merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga kepercayaan investor serta mendukung iklim bisnis di dalam negeri.

Konsistensi pemerintah dalam menjaga fundamental ekonomi dan memperkuat cadangan devisa menjadi faktor utama yang menopang ketahanan rupiah. Selain itu, pengelolaan kebijakan moneter yang hati-hati oleh Bank Indonesia turut membantu menahan gejolak pasar.

Jika tren penguatan ini dapat dipertahankan, rupiah berpotensi memasuki fase konsolidasi dengan fluktuasi yang terkendali. Namun, kewaspadaan tetap dibutuhkan mengingat dinamika global yang dapat berubah dengan cepat.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index