JAKARTA - Pemerintah berencana memangkas produksi nikel dan batu bara dalam Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) 2026 untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan.
Langkah ini menjadi salah satu strategi utama untuk menahan penurunan harga komoditas di pasar global.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menekankan, kebijakan ini dilakukan agar harga komoditas tetap stabil dan pengusaha serta negara mendapatkan keuntungan optimal.
Pemangkasan Produksi untuk Stabilkan Pasar Global
"Semuanya kita pangkas. Bukan hanya nikel, batubara pun kita pangkas. Kenapa? Karena kita akan mengatur supply and demand. Hari ini harga batubara anjlok semua," kata Bahlil.
Ia menjelaskan bahwa anjloknya harga batu bara Indonesia terjadi karena produksi yang berlebihan.
Saat ini, perdagangan batu bara global mencapai sekitar 1,3 miliar ton per tahun, sementara Indonesia menyuplai hampir 50% dari total pasokan dunia, yakni 500–600 juta ton.
Tujuan dan Manfaat Pengaturan Produksi
Dengan pengaturan pasokan ini, pemerintah ingin memastikan pengusaha memperoleh harga yang wajar dan negara tetap mendapatkan pendapatan optimal.
"Gimana harganya nggak jatuh? Jadi kita akan mengatur, tujuannya apa? Pengusahanya harus mendapatkan harga yang baik. Negara juga mendapatkan pendapatan yang baik," jelas Bahlil.
Langkah ini juga mencerminkan upaya menjaga stabilitas ekonomi dan keberlanjutan industri pertambangan nasional di tengah fluktuasi pasar global.
Kontrol Melalui RKAB dan Penegakan Aturan
Pemerintah akan menggunakan mekanisme RKAB untuk mengontrol produksi perusahaan-perusahaan pertambangan yang tidak mematuhi aturan.
"Ini juga kita mengontrol bagi perusahaan-perusahaan yang tidak mentaati aturan, ya mohon maaf, RKAB-nya juga mungkin akan dilakukan peninjauan," tambah Bahlil.
Langkah ini diharapkan menyeimbangkan pasokan, mencegah kelebihan produksi, dan menjaga harga nikel serta batu bara tetap kompetitif di pasar internasional.